Saturday, August 18, 2018 | 1232 reads | 0 comments | 0 shares
JAKARTA - Percaya atau tidak, saat ini media sosial bisa berpengaruh kepada karir seseorang. Tidak sedikit perekrut yang mengecek akun media sosial kandidat saat proses seleksi karyawan.
Sementara itu, seorang atasan terkadang memantau aktivitas bawahannya di dunia maya. Postingan yang tidak baik bisa saja berpengaruh pada keberlangsungan pekerjaan seseorang.
Jadi, sebagai pencari kerja atau pun karyawan, Anda harus berhati-hati dalam menggunakan media sosial. Berikut beberapa kesalahan di media sosial yang bisa berujung dengan rusaknya karir Anda.
Membuat Ujaran Kebencian
Ujaran kebencian di media sosial bisa membuat Anda terancam dipecat. Hal ini terjadi pada seorang pegawai PT Adhi Karya bernama Pandu Wijaya yang mendapat surat peringatan III (SP3) karena menghina KH Mustofa Bisri atau Gus Mus di Twitter pada 2016 lalu. Komentar yang ditutup dengan sebutan kasar pada Gus Mus tersebut menjadi viral di dunia maya sampai diketahui petinggi perusahaan.
Belajar dari kasus Pandu, maka Anda juga perlu menjaga jari agar tidak menulis hal-hal yang menyinggung dan menyakiti orang lain atau kelompok yang berseberangan.
Menggunakan Bahasa Kasar
Saat membuat status atau meninggalkan komentar di media sosial, Anda harus bisa memilih kata dengan bijak. Seseorang yang suka menggunakan kata kasar di media sosial, mencerminkan sifat diri yang buruk.
Kalau sudah berhasil menahan mulut untuk tidak mengumpat, kini Anda juga harus menjaga jari agar tidak menulis dengan bahasa kasar. Perekrut atau atasan yang membaca status, komentar atau cuitan kasar akan menilai Anda sebagai orang yang tidak bisa mengendalikan diri.
Menyebarkan Hoax
Sebagai pengguna media sosial yang bijak, seharusnya Anda mempertimbangkan banyak hal sebelum membagi satu berita atau tulisan lainnya. Anda perlu mencari tahu kebenaran tentang postingan yang akan di-share.
Apabila terlalu banyak berbagi artikel yang ternyata hoax, maka Anda akan semakin jauh dengan pekerjaan impian dan karir yang cemerlang. Perekrut akan menganggap Anda sebagai orang yang tidak teliti dan teledor karena tidak melakukan cek dan ricek pada satu pekerjaan.
Mengeluh tentang Pekerjaan
Semua orang pernah merasa jenuh dengan pekerjaan atau tertekan di bawah pimpinan atasan. Tapi, Anda sebaiknya tidak menulis keluhan tentang pekerjaan di media sosial. Jika keluhan Anda terbaca oleh manajer atau rekan kerja, maka hari-hari Anda di kantor akan semakin sulit.
Mungkin saja keluhan Anda akan membuat atasan menarik keputusannya untuk memberi promosi. Hal ini akan semakin buruk jika atasan tersinggung hingga menjegal karir Anda di masa depan.
Menulis Status Typo
Anda harus memperhatikan setiap status atau komentar yang akan diunggah ke media sosial. Meski status sosial media bukan tulisan resmi, kalau bisa unggahan Anda “bersih” dari kesalahan ejaan.
Jika Anda terlalu sering mengunggah status dengan banyak typo, bagaimana perekrut bisa percaya kalau Anda bisa menyusun email panjang tanpa kesalahan?
Mengunggah Foto Diri Terlalu Banyak
Fenomena swafoto berkembang bersama media sosial. Mungkin Anda juga salah seorang yang sering foto selfie dan mengunggahnya ke akun media sosial pribadi. Tetapi, jika Anda terlalu banyak memajang foto narsis, maka akan menyusahkan diri dalam mendapat pekerjaan.
Perekrut mungkin akan menganggap kandidat yang terlalu banyak selfie sebagai orang yang egois dan tidak bisa bekerja dalam tim.
Mengunggah Foto yang Mengganggu
Ada beberapa contoh gambar yang sebenarnya tidak pantas dipajang di media sosial. Misalnya, foto Anda sedang mabuk di tengah pesta, gambar tentang penyiksaan binatang, dan korban kecelakan yang tidak disensor. Foto-foto tersebut bisa mengganggu pandangan teman atau follower Anda.
Apabila perekrut atau atasan mendapati timeline yang berisi gambar-gambar yang mengganggu pandangan, maka Anda akan dianggap sebagai orang yang belum dewasa. Hal ini karena Anda tidak bijak dalam memilih gambar yang pantas diunggah.
Jika seseorang bisa memanfaatkan media sosial dengan baik, maka bisa mendapat berbagai keuntungan dalam karir, mulai dari jaringan, tawaran pekerjaan, hingga rekomendasi. Sebaliknya, apabila seseorang tidak bisa menggunakan media sosial dengan benar, maka akan mendatangkan hal negatif seperti reputasi yang buruk hingga pemecatan dari pekerjaan. Maka, jadilah netizen yang bijak.
(rhs)
https://news.okezone.com/read/2018/07/21/65/1925526/7-postingan-terlarang-di-sosial-media-untuk-pekerja
allow_url_fopen is ONDaerah | Sektor | Nominal (Rp.) |
KALTIM | UMUM | 2.981.378,72 |
BALIKPAPAN | UMUM | 3.069.315,66 |
BERAU | UMUM | 3.386.593,23 |
BONTANG | UMUM | 3.182.706,00 |
KUBAR | UMUM | 3.309.555,00 |
KUKAR | UMUM | 3.179.673,00 |
KUTIM | UMUM | 3.140.098,00 |
PASER | UMUM | 3.025.172,00 |
PPU | UMUM | 3.363.809,79 |
SAMARINDA | UMUM | 3.112.156,40 |